Berikut ini pembahasan dari soal praktikum comdis berdasarkan pengalaman gue. Kalo yang belum tau comdis itu apa sini gue jelasin dulu. Jadi comdis adalah singkatan dari Compounding dan Dispensing. Aturan mainnya :
- Sebelum praktikum, kita 1 angkatan disuruh bikin soal sebanyak 60 soal untuk persediaan soal pretest selama comdis. Jadi soal yang dikeluarkan itu adalah soal yang kita bikin berdasarkan tema penyakit yang dijadwalkan.
- Masuk ruang comdis, pretes, kalo nilainya kurang dari 70, lo dikasih hukuman bikin Guideline.
- Mulai skrining resep, ini tahap yang menentukan nasib lo apakah akan tereliminasi atau lanjut.
- Kalo lolos (tergantung dosen) lo akan lanjut meracik.
- Selama meracik diawasi, kalo salah ditegur tapi gak dikeluarkan kok. Asistennya gak bakal tega haha.
- Post test sama dosen, biasanya ditanya terkait peracikan, copy resep, etiket, dan permasalahan skrining resep.
Inti dari comdis itu lo harus lolos 5x dari total 11x. Jadi, gunakan kesempatan lo sebaik mungkin, kalo dihitung2 lo punya kesempatan 6x untuk gak lolos.
Sekarang masuk pembekalan dan tips buat lo yang akan praktikum comdis. Ini berlaku secara umum, tapi gak menutup kemungkinan beda dosen beda presepsi haha. Semoga dengan adanya tulisan gue ini, lo pada banyak yang lolos ya, terlepas Lab. bawah atau atas. Oke check it out!
Minggu Pencernaan :
Kasusnya pasien diare, demam 39 derajat, anak-anak. Nah, pertama kali lu harus tentuin dulu itu diare spesifik (penyebabnya bakteri) atau non-spesifik. Diare spesifik itu ciri2nya pasien mengalami demam atau diare berlendir/berdarah jadi gak harus keduanya. Karena pasien di kasusnya demam berarti diare spesifik maka obatnya antibiotik. Kalo pas S1, kita didoktrin haram hukumnya pake antibiotik kecuali bener-bener harus, tapi kalo di comdis kita harus positif thinking dengan resep bahwa pasti ada sebabnya dokter ngasih antibiotik.
Jebakannya :
1. Ada obat antibiotik sama antimotilitas. Nah, kalo diare karena bakteri berarti obatnya antibiotik untuk memusnahkan bakteri itu. JANGAN pake antimotilitas (imodium, dl) karena obat ini fungsinya menahan gerakan usus sehingga bakteri tidak keluar tubuh justru tertahan di dalam tubuh.
2. Dikasih oralit, apalagi anak-anak, karena sangat bahaya kalo anak kekurangan cairan. Bisa juga ditambah suplemen Zn yang berperan sebagai co-enzim, fungsinya yaitu dapat mengurangi frekuensi diare serta penambah nafsu makan. Penggunaan Zn harus selama 10 hari.
3. Karena kasusnya pasien anak-anak, jadi antibiotik Tetrasiklin harus DIGANTI dengan antibiotik lain yang tidak kontraindikasi dengan anak misal kotrimoksazol. Karena tetrasiklin itu dapat menyebabkan gigi kuning pada anak dan remaja.
4. Durasi pemberian antibiotik minimal 5 atau 7 atau 14 hari (kalo gak ada sumber pemakaian berapa hari maka ambil salah satunya). Jadi kalo kurang dari itu, jumlah obatnya ditambah.
5. Antibiotik sama obat selain antibiotik harus DIPISAH artinya gak boleh diracik bareng karena antibiotik harus dihabiskan sedangkan obat lain biasanya sprn (jika perlu).
6. Fenobarbital pada anak sebenarnya tidak terlalu perlu, tapi boleh kalo mau dipake. Fungsinya sebagai penenang. Fenobarbital-Na tidak stabil dalam air jadi ga boleh diracik jadi sediaan sirup, kalo fenobarbital doang boleh tapi sifatnya gak larut jadi diracik dalam bentuk suspensi.
Minggu Saraf :
Kasusnya pasien epilepsi, pingsan, dengkul berdarah karena jatuh, konsumsi obat TBC. Jebakannya :
1. Obatnya cukup dipilih salah satu aja tergantung tahapan epilepsinya (lihat guideline). Kalo di kasus gue itu gak ada jebakan, yang jadi masalah cuma durasi penggunaan antibiotik.
2. Obat epilepsi pada resep berinteraksi dengan antibiotik dan obat TBC. Padahal kalo dilihat di DIF (drug interaction fact) itu solusinya cukup monitoring saja, jadi gak perlu diganti obatnya. Gara-gara kami ganti obat jadi dikeluarkan semua hahaha.
1. Obatnya cukup dipilih salah satu aja tergantung tahapan epilepsinya (lihat guideline). Kalo di kasus gue itu gak ada jebakan, yang jadi masalah cuma durasi penggunaan antibiotik.
2. Obat epilepsi pada resep berinteraksi dengan antibiotik dan obat TBC. Padahal kalo dilihat di DIF (drug interaction fact) itu solusinya cukup monitoring saja, jadi gak perlu diganti obatnya. Gara-gara kami ganti obat jadi dikeluarkan semua hahaha.
Minggu Hormon :
Kasusnya pasien dismenore. Ingat, kalo tema comdis hari itu hormon berarti apapun yang terjadi JANGAN dihapus obat hormonya meskipun harusnya gak perlu dikasih hormon.
Jebakannya :
1. Obat hormon diresep cuma diberikan 2 tablet itu SALAH. Harusnya minimal 2-3 siklus menstruasi jadi sekitar 28 tablet.
2. Voltaren SR itu artinya sustained release atau lepas lambat, jadi dosisnya LEBIH KECIL daripada Votaren biasa karena durasi efikasi obatnya panjang. Jadi yang tadinya 3xsehari diganti jadi 1x sehari atau sesuai dengan sumber.
Minggu Kardio 1 :
Pasien hipertensi menderita batuk. Nah ini jebakannya :
1. Jadi kalo pasiennya minum obat captropil terus muncul batuk kering maka dihentikan atau jangan berikan captopril. Sedangkan untuk batuknya tidak usah dikasih obat karena asumsinya batuk akan berhenti kalo aptoprilnya berhenti.
2. Ingat, kalo pasien batuk berdahak berarti bukan karena efek samping captropil. Jadi gak masalah captropil tetap digunakan. Tapi diberi obat ekspektoran.
3. Di resep juga ada peracikan vitamin, nah jangan lupa dtd karena dosisnya under. Kalo males ngeracik bisa aja obatnya diserahkan dalam bentuk tablet tapi kan obatnya banyak sehingga menimbulkan masalah terhadap kepatuhan atau kemudahan pasien meminum obat sebanyak itu.
4. Perhitungan obat batuk OBH yang ditambah dengan obat lain. Perhatikan BJ sirup 1,3 g/ml kalo berat sirupnya >1/6 total obat. Terus kalo mau ngubah CTM (mg) ke ml berarti dibagi BJ 1000 mg/ml.
5. Penggunaan obat voltaren (H2 antagonis) cukup maksimal 2x sehari karena berisiko pendarahan lambung. Tetapi menyesuaikan indikasi, karna masing-masing indikasi punya aturan sendiri (cek DIH).
Minggu Kardio 2 :
Pasien orang tua menderita hipertensi,kolestrol, asam urat, insomnia. Jebakannya :
1. Frekuensi penggunaan obat hipertensi diperhatikan, ada golongan tertentu yang 1xsehari.
2. Pasien susah tidur, diresep diberi obat diazepam. Nah perhatikan pengunaan obatnya, terutama untuk lansia seharusnya frekuensi penggunaannya dikurangi karena efek buruknya pasien bisa tidur tapi gak bangun2 alias meninggal.
Minggu Kardio 1 :
Pasien hipertensi menderita batuk. Nah ini jebakannya :
1. Jadi kalo pasiennya minum obat captropil terus muncul batuk kering maka dihentikan atau jangan berikan captopril. Sedangkan untuk batuknya tidak usah dikasih obat karena asumsinya batuk akan berhenti kalo aptoprilnya berhenti.
2. Ingat, kalo pasien batuk berdahak berarti bukan karena efek samping captropil. Jadi gak masalah captropil tetap digunakan. Tapi diberi obat ekspektoran.
3. Di resep juga ada peracikan vitamin, nah jangan lupa dtd karena dosisnya under. Kalo males ngeracik bisa aja obatnya diserahkan dalam bentuk tablet tapi kan obatnya banyak sehingga menimbulkan masalah terhadap kepatuhan atau kemudahan pasien meminum obat sebanyak itu.
4. Perhitungan obat batuk OBH yang ditambah dengan obat lain. Perhatikan BJ sirup 1,3 g/ml kalo berat sirupnya >1/6 total obat. Terus kalo mau ngubah CTM (mg) ke ml berarti dibagi BJ 1000 mg/ml.
5. Penggunaan obat voltaren (H2 antagonis) cukup maksimal 2x sehari karena berisiko pendarahan lambung. Tetapi menyesuaikan indikasi, karna masing-masing indikasi punya aturan sendiri (cek DIH).
Minggu Kardio 2 :
Pasien orang tua menderita hipertensi,kolestrol, asam urat, insomnia. Jebakannya :
1. Frekuensi penggunaan obat hipertensi diperhatikan, ada golongan tertentu yang 1xsehari.
2. Pasien susah tidur, diresep diberi obat diazepam. Nah perhatikan pengunaan obatnya, terutama untuk lansia seharusnya frekuensi penggunaannya dikurangi karena efek buruknya pasien bisa tidur tapi gak bangun2 alias meninggal.
Minggu Sal. napas :
1. Peracikan obat kurang dtd perhatikan soalnya underdose.
2.Penggunan sirup disesuaikan dengan dosis lazimnya termasuk frekuensi penggunaan dan banyaknya ml sendok sekali minum.
3. Ingat anak-anak tidak bisa menelan jadi obatnya dibuat pulveres kalo diresepnya kapsul atau tablet.
Minggu Infeksi 1 :
Kasus diare spesfiik. pPdahal kasusnya udah pernah keluar di minggu pertama tapi ternyata muncul lagi di minggu infeksi. Jebakannya :
1. Pokoknya kalo pasiennya diare karena bakteri berarti jangan diberi obat antimotilitas kayak imodium atau loperamid.
2. Frekuensi penggunaan antibiotik lihat literatur.
3. Antibiotik dipisah dari racikan obat lain karena antibiotik harus diminum sampai habis.
4. Zn dipersible fungsinya selain penambah nafsu makan, juga dapat mengurangi frekuensi diare sehingga tetap diberikan pada anak dan dewasa. Ingat, jangka waktu penggunaan Zn adalah 10 hari. Ada interaksi juga dengan antibiotik Cipro, penyelesaiannya jangan diminum bersamaan.
5. Peracikan dikasih dtd karena underdose.
6. Jangan lupa diberi oralit kalo di resepnya gak ada. Ini penting bgt soalnya kalo ga dikasih oralit kamu akan dipulangkan haha.
7. Obat anti muntah metoklopramid tidak dianjurkan untuk pasien anak2 karena berefek gangguan extrapiramid jadi direkomendasikan diganti dengan domperidon.
1. Peracikan obat kurang dtd perhatikan soalnya underdose.
2.Penggunan sirup disesuaikan dengan dosis lazimnya termasuk frekuensi penggunaan dan banyaknya ml sendok sekali minum.
3. Ingat anak-anak tidak bisa menelan jadi obatnya dibuat pulveres kalo diresepnya kapsul atau tablet.
Minggu Infeksi 1 :
Kasus diare spesfiik. pPdahal kasusnya udah pernah keluar di minggu pertama tapi ternyata muncul lagi di minggu infeksi. Jebakannya :
1. Pokoknya kalo pasiennya diare karena bakteri berarti jangan diberi obat antimotilitas kayak imodium atau loperamid.
2. Frekuensi penggunaan antibiotik lihat literatur.
3. Antibiotik dipisah dari racikan obat lain karena antibiotik harus diminum sampai habis.
4. Zn dipersible fungsinya selain penambah nafsu makan, juga dapat mengurangi frekuensi diare sehingga tetap diberikan pada anak dan dewasa. Ingat, jangka waktu penggunaan Zn adalah 10 hari. Ada interaksi juga dengan antibiotik Cipro, penyelesaiannya jangan diminum bersamaan.
5. Peracikan dikasih dtd karena underdose.
6. Jangan lupa diberi oralit kalo di resepnya gak ada. Ini penting bgt soalnya kalo ga dikasih oralit kamu akan dipulangkan haha.
7. Obat anti muntah metoklopramid tidak dianjurkan untuk pasien anak2 karena berefek gangguan extrapiramid jadi direkomendasikan diganti dengan domperidon.
Minggu Kulit :
1. Perhatikan det dari salepnya, kalo di resep ada tulisan -det 5- berarti sudah diambil 5 gram dari total resepnya.
2. Di resepnya itu ada 2 obat kortikosteroid, harus dipilih salah satu, terserah yang mana. Terus perhitungannya dihitung berdasarkan total salep sebelum dikurangi salah satu kortikosteroidnya.
3. Kalo ada obat anti jamur sama kortikosteroid, sebenarnya gak boleh diracik menjadi satu tapi ada juga jurnal yang menyebutkan tidak apa-apa asal penggunaannya tidak dalam waktu panjang kalo gak salah.
Kamu bisa cari jurnalnya sebagai bahan bukti untuk membela keputusan yang kamu ambil pada saat skrining resep.
Udah segitu aja? Tunggu duu, masih ada lanjutannya jadi keep walking blog viwviw ya!
1. Perhatikan det dari salepnya, kalo di resep ada tulisan -det 5- berarti sudah diambil 5 gram dari total resepnya.
2. Di resepnya itu ada 2 obat kortikosteroid, harus dipilih salah satu, terserah yang mana. Terus perhitungannya dihitung berdasarkan total salep sebelum dikurangi salah satu kortikosteroidnya.
3. Kalo ada obat anti jamur sama kortikosteroid, sebenarnya gak boleh diracik menjadi satu tapi ada juga jurnal yang menyebutkan tidak apa-apa asal penggunaannya tidak dalam waktu panjang kalo gak salah.
Kamu bisa cari jurnalnya sebagai bahan bukti untuk membela keputusan yang kamu ambil pada saat skrining resep.
Udah segitu aja? Tunggu duu, masih ada lanjutannya jadi keep walking blog viwviw ya!
14 June 2016 at 02:24
wow isinya tutorial semua ya hehe