Pergerakan mahasiswa UGM memiliki alur cerita masa lalu yang cukup panjang. Sejarah mencatatkan bahwa para aktivis UGM telah mengubah peradaban mahasiswa Indonesia. Berikut sejarah pergerakan mahasiswa UGM.
Sebelum itu pergerakan mahasiswa disebut Dewan Mahasiswa (DEMA), namun karena kehadirannya pada masa itu dapat dibilang cukup radikal sehingga pemerintah merasa terancam, maka secara paksa pemerintah menggantinya dengan Senat Mahasiswa (SEMA) kemudian merangkul Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM). Selanjutnya, berkembang lagi menjadi Forum Komunikasi Kegiatan Mahasiswa (FKM), seiring waktu FKM diganti menjadi kembali menjadi Senat Mahasiswa (SM).
Bentuk Keluarga Mahasiswa (KM) UGM tetap dipertahankan dengan melakukan berbagai pengembangan
dan penyempurnaan. Selanjutnya, ditetapkan juga bahwa BEM UGM sebagai
Lembaga Eksekutif yang bertanggung jawab pada Kongres.
Selain itu KKN (Kuliah Kerja Nyata) dipelopori oleh Prof. Dr. Koesnadi Hardjasoemantri, yang juga mahasiswa UGM, Fakultas Hukum. Disamping itu beliau juga adalah aktivis berpengaruh pada masa pergerakan mahasiswa UGM kala itu.
Ditambah lagi UGM pun menyalurkan kontribusi nya dalam lagu perjuangan Mahasiswa. Inilah lagu Darah Juang, mahasiswa UGM pasti mengenal lagu Darah Juang, lagu ini konon ceritanya adalah lagu perjuangan mahasiswa Indonesia
yang lahir di era reformasi sejak menjelang jatuhnya Orde Baru. Lagu ini
karangan aktivis John Sonny Tobing, Ketua KM UGM pertama mahasiswa
Fakultas Filsafat UGM Yogyakarta sekitar tahun 1990. Lirik lagu ini
dikerjakan bersama Andi Munajat (Fakultas Filsafat UGM). Lagu ini
kemudian kerap dinyanyikan dan dianggap sebagai lagu wajib dalam setiap
demonstrasi mahasiswa di seluruh Indonesia.
Pergerakan mahasiswa UGM pada masa itu sangatlah berpengaruh terhadap sejarah pergerakan mahasiswa yang sampai saat ini kita rasakan. Generasi sekarang ini harus meneruskan perjuangan para generasi sebelumnya yang telah menyetir sejarah untuk perubahan, yaitu perubahan menjadi lebih baik demi bangsa dan rakyat Indonesia yang makmur dan sejahtera.
Kabar mengejutkan datang dari BEM KM UGM yang resmi mengundurkan diri dari aliansi BEM SI (seluruh Indonesia) sejak 29 Februari 2012, pukul 00.30 (entah kenapa harus tengah malam). Ketika rapat di UNILA yang dihadiri oleh perwakilan 67 anggota BEM SI. BEM KM UGM mempunyai alasan yang jelas dan kuat sehingga berani mengambil keputusan ini.
Pertama, BEM SI sudah tidak menjujung lagi intelektualitas dan moral. Betapa tidak, Indonesia dengan berbagai permasalahan rakyat di dalamnya, yang seharusnya mendapat kajian lebih dalam pada rapat BEM SI, justru terabaikan oleh faktor politik yang tidak habisnya jika di bahas. Padahal rakyat bertopang pada mahasiswa sebagai penyambung suara terhadap para pemimpin bangsa ini. Kemanakah jati diri BEM itu?
Lalu kedua, adanya eksklusivisme keanggotaan di BEM SI artinya ada pilih kasih untuk menjadi anggota BEM SI. Hal ini dibuktikan dengan tidak adanya perwakilan dari Wilayah Indonesia Bagian Timur. Justru persaingan terjadi antar BEM se-Jawa Barat yang sangat tidak sebanding dibandingkan dengan BEM di Sulawesi, Maluku dan Papua yang sama sekali tidak mempunyai perwakilan di BEM SI. Akibatnya, isu-isu yang masuk dalam kajian BEM SI hanya isu seputar Jawa, sebagian Sumatera dan Kalimantan, sangat miris sekali jika mengingat label BEM SI yang berkepanjangan BEM SELURUH INDONESIA namun pada kenyataannya BEM SEBAGIAN INDONESIA.
Kemudian ketiga, arah gerakan BEM SI kini cenderung terlalu politis. Tercatat, agenda BEM
SI empat bulan ke depan sangat menekankan penyikapan isu politik di
level nasional. Tidak hanya itu, setidaknya satu tahun terakhir,
pergerakan BEM SI lebih banyak dalam bentuk aksi politik yang
memobilisasi massa. Hal ini sangat tidak sejalan dengan visi BEM KM UGM yang mengusung gerakan oposisi ilmiah untuk menyikapi fenomena sosial-politik di Indonesia.
Terakhir, perlunya penyegaran gerakan mahasiswa dengan memosisikan ulang
keberadaan mahasiswa dan isu-isu yang akan diangkat. Hal ini penting,
mengingat masih banyak kampus lain yang belum berpatisipasi dalam
gerakan tingkat nasional untuk mengusung panggung sandiwara negara ini.
Lalu jika BEM KM UGM keluar, apakah kemudian bubar dan menutup mata begitu saja? jawabannya TIDAK. BEM KM UGM akan tetap setia mewacanakan 'Gerakan Oposisi Ilmiah' untuk
mengawal proses demokratisasi Indonesia yang terbuka untuk kerja sama
dengan kampus manapun di Indonesia.
Bertahan dalam perangkap hanya akan membuat skak dan stuck, lebih baik memutuskan untuk keluar untuk tetap mempertahankan visi dan misi. Dijalankan bersama dalam satu gerakan yang sejalan, meraih tujuan bersama untuk masa depan Bangsa Indonesia ini.
Namun demikian BEM KM UGM tidak memutuskan hubungan dengan BEM SI, karena tujuan organisasi dari mahasiswa ini adalah sama. Hanya caranya saja yang berbeda. Mereka memiliki keyakinan masing-masing untuk menyatakan bahwa itu benar atau tidak, boleh atau tidak.
Tetap Hidup Gerakan Mahasiswa! Junjunglah intelektual, moral dan jalinan.
6 comments:
-
wah, bagus nih... tingkatkan lah..:)
Supercoolzz Blog
-
salam perjuangan! hidup mahasiswa! :D
-
wah eneng jadi aktivis demo nya UGM yah keren keren
-
kunjungqn perdana :) sambil baca2
visit n koment back y dblogq :)
achsanarea23.blogspot.com
klo boleh skalian follow y nnti ak folback
-
Hidup Mahasiswa!!!!
14 October 2012 at 21:09
kal udah mahasiswa, pasti aku ikutan deH!