twitter


Berikut ini pembahasan dari soal praktikum comdis berdasarkan pengalaman gue. Kalo yang belum tau comdis itu apa sini gue jelasin dulu. Jadi comdis adalah singkatan dari Compounding dan Dispensing. Aturan mainnya :

  1. Sebelum praktikum, kita 1 angkatan disuruh bikin soal sebanyak 60 soal untuk persediaan soal pretest selama comdis. Jadi soal yang dikeluarkan itu adalah soal yang kita bikin berdasarkan tema penyakit yang dijadwalkan.
  2. Masuk ruang comdis, pretes, kalo nilainya kurang dari 70, lo dikasih hukuman bikin Guideline.
  3. Mulai skrining resep, ini tahap yang menentukan nasib lo apakah akan tereliminasi atau lanjut.
  4. Kalo lolos (tergantung dosen) lo akan lanjut meracik.
  5. Selama meracik diawasi, kalo salah ditegur tapi gak dikeluarkan kok. Asistennya gak bakal tega haha.
  6. Post test sama dosen, biasanya ditanya terkait peracikan, copy resep, etiket, dan permasalahan skrining resep.


Inti dari comdis itu lo harus lolos 5x  dari total 11x. Jadi, gunakan kesempatan lo sebaik mungkin, kalo dihitung2 lo punya kesempatan 6x untuk gak lolos.

Sekarang masuk pembekalan dan tips buat lo yang akan praktikum comdis. Ini berlaku secara umum, tapi gak menutup kemungkinan beda dosen beda presepsi haha. Semoga dengan adanya tulisan gue ini, lo pada banyak yang lolos ya, terlepas Lab. bawah atau atas. Oke check it out!

Minggu Pencernaan :
Kasusnya pasien diare, demam 39 derajat, anak-anak. Nah, pertama kali lu harus tentuin dulu itu diare spesifik (penyebabnya bakteri) atau non-spesifik. Diare spesifik itu ciri2nya pasien mengalami demam atau diare berlendir/berdarah jadi gak harus keduanya. Karena pasien di kasusnya demam berarti diare spesifik maka obatnya antibiotik. Kalo pas S1, kita didoktrin haram hukumnya pake antibiotik kecuali bener-bener harus, tapi kalo di comdis kita harus positif thinking dengan resep bahwa pasti ada sebabnya dokter ngasih antibiotik.
Jebakannya : 
1. Ada obat antibiotik sama antimotilitas. Nah, kalo diare karena bakteri berarti obatnya antibiotik untuk memusnahkan bakteri itu. JANGAN pake antimotilitas (imodium, dl)  karena obat ini fungsinya menahan gerakan usus sehingga bakteri tidak keluar tubuh justru tertahan di dalam tubuh. 
2. Dikasih oralit, apalagi anak-anak, karena sangat bahaya kalo anak kekurangan cairan. Bisa juga ditambah suplemen Zn yang berperan sebagai co-enzim, fungsinya yaitu dapat mengurangi frekuensi diare serta penambah nafsu makan. Penggunaan Zn harus selama 10 hari.
3. Karena kasusnya pasien anak-anak, jadi antibiotik Tetrasiklin harus DIGANTI dengan antibiotik lain yang tidak kontraindikasi dengan anak misal kotrimoksazol. Karena tetrasiklin itu dapat menyebabkan gigi kuning pada anak dan remaja.
4. Durasi pemberian antibiotik minimal 5 atau 7 atau 14 hari (kalo gak ada sumber pemakaian berapa hari maka ambil salah satunya). Jadi kalo kurang dari itu, jumlah obatnya ditambah.
5. Antibiotik sama obat selain antibiotik harus DIPISAH artinya gak boleh diracik bareng karena antibiotik harus dihabiskan sedangkan obat lain biasanya sprn (jika perlu).
6. Fenobarbital pada anak sebenarnya tidak terlalu perlu, tapi boleh kalo mau dipake. Fungsinya sebagai penenang. Fenobarbital-Na tidak stabil dalam air jadi ga boleh diracik jadi sediaan sirup, kalo fenobarbital doang boleh tapi sifatnya gak larut jadi diracik dalam bentuk suspensi.

Minggu Saraf :
Kasusnya pasien epilepsi, pingsan, dengkul berdarah karena jatuh, konsumsi obat TBC. Jebakannya :
1. Obatnya cukup dipilih salah satu aja tergantung tahapan epilepsinya (lihat guideline). Kalo di kasus gue itu gak ada jebakan, yang jadi masalah cuma durasi penggunaan antibiotik.
2. Obat epilepsi pada resep berinteraksi dengan antibiotik dan obat TBC. Padahal kalo dilihat di DIF (drug interaction fact) itu solusinya cukup monitoring saja, jadi gak perlu diganti obatnya. Gara-gara kami ganti obat jadi dikeluarkan semua hahaha.

Minggu Hormon :
Kasusnya pasien dismenore. Ingat, kalo tema comdis hari itu hormon berarti apapun yang terjadi JANGAN dihapus obat hormonya meskipun harusnya gak perlu dikasih hormon.
Jebakannya :
1. Obat hormon diresep cuma diberikan 2 tablet itu SALAH. Harusnya minimal 2-3 siklus menstruasi jadi sekitar 28 tablet.
2. Voltaren SR itu artinya sustained release atau lepas lambat, jadi dosisnya LEBIH KECIL daripada Votaren biasa karena durasi efikasi obatnya panjang. Jadi yang tadinya 3xsehari diganti jadi 1x sehari atau sesuai dengan sumber.

Minggu Kardio 1 :
Pasien hipertensi menderita batuk. Nah ini jebakannya :
1. Jadi kalo pasiennya minum obat captropil terus muncul batuk kering maka dihentikan atau jangan berikan captopril. Sedangkan untuk batuknya tidak usah dikasih obat karena asumsinya batuk akan berhenti kalo aptoprilnya berhenti.
2. Ingat, kalo pasien batuk berdahak berarti bukan karena efek samping captropil. Jadi gak masalah captropil tetap digunakan. Tapi diberi obat ekspektoran.
3. Di resep juga ada peracikan vitamin, nah jangan lupa dtd karena dosisnya under. Kalo males ngeracik bisa aja obatnya diserahkan dalam bentuk tablet tapi kan obatnya banyak sehingga menimbulkan masalah terhadap kepatuhan atau kemudahan pasien meminum obat sebanyak itu.
4. Perhitungan obat batuk OBH yang ditambah dengan obat lain. Perhatikan BJ sirup 1,3 g/ml kalo berat sirupnya >1/6 total obat. Terus kalo mau ngubah CTM (mg) ke ml berarti dibagi BJ 1000 mg/ml.
5. Penggunaan obat voltaren (H2 antagonis) cukup maksimal 2x sehari karena berisiko pendarahan lambung. Tetapi menyesuaikan indikasi, karna masing-masing indikasi punya aturan sendiri (cek DIH).

Minggu Kardio 2 :
Pasien orang tua menderita hipertensi,kolestrol, asam urat, insomnia. Jebakannya :
1. Frekuensi penggunaan obat hipertensi diperhatikan, ada golongan tertentu yang 1xsehari.
2. Pasien susah tidur, diresep diberi obat diazepam. Nah perhatikan pengunaan obatnya, terutama untuk lansia seharusnya frekuensi penggunaannya dikurangi karena efek buruknya pasien bisa tidur tapi gak bangun2 alias meninggal.

Minggu Sal. napas :
1. Peracikan obat kurang dtd perhatikan soalnya underdose.
2.Penggunan sirup disesuaikan dengan dosis lazimnya termasuk frekuensi penggunaan dan banyaknya ml sendok sekali minum.
3. Ingat anak-anak tidak bisa menelan jadi obatnya dibuat pulveres kalo diresepnya kapsul atau tablet.

Minggu Infeksi 1 :
Kasus diare spesfiik. pPdahal kasusnya udah pernah keluar di minggu pertama tapi ternyata muncul lagi di minggu infeksi. Jebakannya :
1. Pokoknya kalo pasiennya diare karena bakteri berarti jangan diberi obat antimotilitas kayak imodium atau loperamid.
2. Frekuensi penggunaan antibiotik lihat literatur.
3. Antibiotik dipisah dari racikan obat lain karena antibiotik harus diminum sampai habis.
4. Zn dipersible fungsinya selain penambah nafsu makan, juga dapat mengurangi frekuensi diare sehingga tetap diberikan pada anak dan dewasa. Ingat, jangka waktu penggunaan Zn adalah 10 hari. Ada interaksi juga dengan antibiotik Cipro, penyelesaiannya jangan diminum bersamaan.
5. Peracikan dikasih dtd karena underdose.
6. Jangan lupa diberi oralit kalo di resepnya gak ada. Ini penting bgt soalnya kalo ga dikasih oralit kamu akan dipulangkan haha.
7. Obat anti muntah metoklopramid tidak dianjurkan untuk pasien anak2 karena berefek gangguan extrapiramid jadi direkomendasikan diganti dengan domperidon.

Minggu Kulit :
1. Perhatikan det dari salepnya, kalo di resep ada tulisan -det 5- berarti sudah diambil 5 gram dari total resepnya.
2. Di resepnya itu ada 2 obat kortikosteroid, harus dipilih salah satu, terserah yang mana. Terus perhitungannya dihitung berdasarkan total salep sebelum dikurangi salah satu kortikosteroidnya.
3. Kalo ada obat anti jamur sama kortikosteroid, sebenarnya gak boleh diracik menjadi satu tapi ada juga jurnal yang menyebutkan tidak apa-apa asal penggunaannya tidak dalam waktu panjang kalo gak salah.

Kamu bisa cari jurnalnya sebagai bahan bukti untuk membela keputusan yang kamu ambil pada saat skrining resep.

Udah segitu aja? Tunggu duu, masih ada lanjutannya jadi keep walking blog viwviw ya!


Konstipasi merupakan kondisi saat frekuensi buang air besar (BAB) atau defekasi kurang dari 3x seminggu, normalnya 2-3x sehari. Konstipasi berupa keluhan tinja yang keras, mengejan pada saat defekasi, atau perasaan kurang puas setelah defekasi. Hal ini disebabkan oleh akumulasi atau kompaksi isi usus menyebabkan isi usus mengeras sehinga mengakibatkan kesulitan defekasi.


Penyebab : dehidrasi, kurang berolahraga, kebiasaan menunda defekasi, obat-obatan, sering terjadi pada lansia.

Terapi non-farmakologi :
  • Konsumsi makanan yang tinggi serat seperti buah-buahan, sayuran, dan sereal.
  • Olahraga teratur dan aktif fisik.
  • Minum air putih minimal 8-12 gelas per hari.
  • Biasakan defekasi sesudah bangun tidur.
  • Konsumsi makanan yang memiliki efek laksatif (yogurt, prune, dll).
  • Hindari makanan yang terlalu berlemak.
  • Latihan otot rektum.
  • Hindari minum susu sapi dalam jumlah banyak.
Terapi farmakologi :
1. Pembentuk massa.
Meningkatkan volume isi usus sehingga dapat menstimulasi gerak peristaltik. Contoh obat : Isphagula, selulosa, dll. Sediaan ini mengembang bila kena air.

2. Laksatif osmotik
Meningkatkan massa di usus dengan cara menahan air melalui osmosis. Contoh obat : laktulosa, sorbitol, dll. Dapat melunakkan feses 1-3 hari. Sebaiknya dikonsumsi dengan minimal 1 gelas air minum dan tidak boleh digunakan sebelum tidur. Penggunaan laktulosa sebagai senyawa alternatif untuk konstipasi akut dan bermanfaat pada pasien usia lanjut. Namun efek sampingnya dapat menghasilkan pembentukan gas dalam jumlah berlebihan. Laktulosa merupakan terapi pilihan konstipasi untuk ibu hamil dan anak-anak.

3. Stimulant
Meningkatkan motilitas dengan kerja di mukosa atau saraf plexus sehingga memicu kontraksi usus. Contoh : bisakodil, glyserol, senna, fenolftalein, docusate, antrakinon (sennoside, casatrol, dll).Efek muncul setelah 6-12 jam obat diberikan. Baik digunakan pada malam hari sebelum tidur untuk menghasilkan efek defekasi pada pagi hari. Jika menginginkan efek yang lebih cepat, gunakan suppositoria (lewat anus).  Obat tidak boleh diberikan selama lebih dari 1 minggu karena dapat menyebabkan kram perut, diare, kehilangan cairan dan elektrolit. Efek samping fenolftalein dapat menimbulkan urine bewarna merah jambu. Hindari untuk wanita hamil, anak, penggunaan bersamaan dengan antasida dan susu. 

4. Pelunas feses
Melunakkan feses dengan mekanisme lubrikan dan emolien. Emolien bekerja dengan cara meningkatkan sekresi air dan elektrolit di usus kecil dan usus besar. Bekerja dengan cara menghambat absorpsi air dalam kolon sehinga meningkatkan berat feses, contoh obat : minyak mineral. Menghasilkan feses yang lunak dalam 1-3 hari sehingga banyak digunakan untuk mencegah konstipasi. 


SUMBER : ISO Farmakoterapi, MIMS 2013/2014, dan ISO 2010/2011.


Suatu kondisi dimana frekuensi buang air besar lebih dari 3x sehari dengan konsistensi tinja yang lembek sampai cair.
Diare akut jika < 3 hari
Diare kronis jika > 2 minggu

Penyebab diare : Stres, makanan yang tidak bersih, kosekuensi penyakit, obat-obat tertentu, perjalanan, dll.

Mekanisme penyebab diare :
1. Diare sekretori : meningkatkan sekresi atau menurunkan absropsi air dan elektrolit dalam jum. besar.
2. Diare osmotik : subtansi yang sulit diabsorbsi dapat menahan cairan intestinal.
3. Diare eksudat : oleh penyakit infeksi saluran pencernaan yang mengeluarkan mukus, protein atau darah ke usus besar.
4. Motilitas usus : mempercepat gerakan usus halus dan pengosongan usus besar serta pertumbuhan bakteri yang berlebih.

Terapi non-farmakologi :
Hindari penyebaran penyakit ini. Cucilah tangan setelah buang air besar, sebelum makan atau selama menyiapkan makanan.
Berikan makanan yang rendah serat, cukup energi, protein, vitamin dan mineral.
Tetap mengkonsumsi makanan lunak dan bergizi.
Untuk anak-anak berikan cairan elektrolit dan cairan rehidrasi.
Suhu makanan dan minuman yang diberikan sebaiknya dalam keadaan hangat, tidak panas atau terlalu dingin.
ASI mengandung banyak substansi yang memelihara pencernaan dan melawan bakteri. Adanya bukti yang kuat menunjukkan bahwa ASI memberikan manfaat yang besar bagi anak - anak dengan diare akut.
Pisang, nasi, jus apel, dan roti panggang direkomendasikan selama bertahun-tahun. Bagaimanapun, tidak ada bukti yang menunjukkan bahwa diet ini bermanfaat, dan sedikit kandungan protein di dalamnya mungkin dikontraindikasikan. Karena itu, diet tersebut tidak direkomendasikan.
Hindari soda atau minuman lain dengan kadar glukosa tinggi karena gula akan menyerap cairan ke dalam usus sehingga memperburuk keadaan.
Anak-anak mungkin mengalami intoleransi laktosa (tidak mampu mencerna gula susu) selama beberapa waktu setelah diare. Dalam hal ini, kenalkan kembali dengan susu secara bertahap.

Terapi farmakologi :
Penggunaan antibiotik hanya untuk pemeriksaan lab yang menunjukkan adanya bakteri biasanya ditandai dengan feses yang berlendir dan berdarah.

1. Oralit
Pengganti cairan tubuh, terutama pada anak balita apalagi dalam keadaan dehidrasi. Komposisi oralit adalah glukosa anhidrat, NaCl, Na-sitrat dihidrat, KCl. Penggunaan dengan melarutkan oralit dalam 1 gelas (200 mL) air hangat.

2. Antimotilitas
Merupakan anti peristaltik yang menurunkan gerakan motilitas pada saluran pencernaan. Contoh obat : Loperamid, Difenoksilat, Paregorik, Tingtur Opium dan Difenoksin. Loperamid sering direkmendasikan untuk diare akut non spesifik maupun kronik. Hindari penggunaan pada anak, wanita hamil dan laktasi. Efek samping dapat menimbulkan kram abdomen.

3. Antisekretori
Menyerap zat-zat toksin yang menyebabkan sekresi elektrolit. Contoh obat : Bismut subsalisilat, Lactobasilus,dan enzim Laktase. a)Bismut subsalisilat sering digunakan untuk pengobatan atau pencegahan diare, sebagai alternatif penggunaan antibiotik. Perhatian pada pengguna yang alergi golongan salisilat, bayi dan manula. Efek samping dapat menyebabkan lidah dan tinja menjadi hitam sementara. b)Lactobasilus sebagai mikroflora yang dapat menghambat pertumbuhan bakteri patogen di usus.

4. Absorben
Mengabsorbsi toksin maupun nutrisi, obat dan getah pencernaan.  Pemberian bersama obat lain akan mengurangi absorbsinya. Digunakan untuk meringankan gejala pada diare non-spesifik, tidak direkomendasikan untuk diare akut.  Jangan gunakan lebih dari 2 hari, demam tinggi, dan anak dibawah 6 tahun. Contoh obat : Kaolin Pectin, Attapulgit dan Karboadsorben. Setiap setelah BAB.



SUMBER : ISO Farmakoterapi, ISO 2010/2011, MIMS 2013/2014, dan Kuliah Farmakoterapi.


Merupakan suatu kondisi dimana asam lambung dapat menyebabkan iritasi dan kerusakan pada saluran pencernaan (lambung dan usus).

Penyebab : bakteri H.pylori, obat anti-inflamasi (NSAID), dan stress mucosa.

Terapi non-farmakologi :
1. Hindari pemakaian obat NSAID (aspirin, asam mefenamat, dll). Kalaupun harus mengonsumsi NSAID maka pemberian obat bersamaan dengan makanan, pada dosis yang rendah atau mengganti obat dengan NSAID selektif (celecoxib, nabumeton, dll).
2. Hindari makanan pedas, mengandung asam, kafein, alkohol, rokok karena dapat meningkatkan kadar asam lambung.
3. Makanlah dalam jumlah sedang dan sering, jangan dalam jumlah banyak sekaligus.

Terapi farmakologi :
1. Antasida
Menetrakan asam lambung. Paling baik diberikan ketika gejala-gejala muncul atau diperkirakan akan muncul, penggunaan sesudah makan (1-2 jam) dan sebelum tidur, 4 x sehari atau lebih. Perhatian pada penderita gagal ginjal, jantung, dan kehamilan. Penggunaan antasida dengan obat lain dapat mengurangi absorpsi obat lain jadi jangan diminum bersamaan. Contoh obat : kombinasi AlOH+MgOH, Na-bikarbonat, Bismut+Ca, dan Mg-trisilikat.

2. Antagonis reseptor H-2.
Mengurangi sekresi asam lambung dengan menghambat reseptor H-2. Penggunaan obat bersamaan dengan makanan dan menjelang tidur. Perhatian pada kehamilan, laktasi dan anak. Contoh obat : Simetidin, Famotidin, Ranitidin. Untuk Famotidin dan Ranitidin tidak dianjurkan pada anak.

3. Sukralfat.
Melindungi mukosa dari pepsin asam. Merupakan kompleks Al(OH) dan sukrosa sulfat. Perhatian pada kehamilan, laktasi dan anak. Penggunaan pada saat perut kosong (1 jam sebelum makan) dan sebelum tidur. Jika diberikan bersamaan dengan terasiklin dapat mengurangi absorpsi tetrasiklin. Apabila penggunaan dengan antasida, maka antasida digunakan 1-1/2 jam selang pemberian sukralfat.

4. Misoprostol.
Analog prostaglandin yang memiliki sifat antisekresi dan proteksi, dapat mencegah terjadinya tukak karena NSAID. Efek samping dapat menyebabkan diare parah, tidak boleh digunakan pada wanita usia subur dan hamil, dapat disalahgunakan sebagai obat keguguran.

5. Pompa Proton Inhibitor (PPI).
Menghambat asam lambung dari sel parietal lambung. Pengobatan jangka pendek yang efektif untuk tukak peptik. Perhatian pada penyakit hati, kehamilan dan menyusui. Penggunaan segera sebelum makan (15-30 menit). Baik untuk penekan asam yang kuat saat penggunaan NSAID. Efektif untuk pengobatan akibat H.pylori bersamaan dengan klaritromisin+metrodinazol. Contoh obat : Omeprazol, Lansoprazol, Pantoprazol.



SUMBER : ISO Farmakoterapi, ISO 2010/2011, dan MIMS 2013/2014.



Setelah seminar proposal dan penelitian selesai, maka "SELAMAT DATANG DI DUNIA REVISI". Jalan menuju sidang adalah luar biasa, ada jalan berliku, nanjak, tikungan, belok, lampu merah, lurus terus, nabrak. Oke. Mengenang masa lalu adalah hal sulit. Apalagi mengenang masa sulit? Apalagi yang nulis lagi merasakan awal mula masa sulit kuliah profesi. Hmm. Gapapa demi berbagi pengalaman biar kamu punya gambaran dan gak bingung-bingung lagi. Lanjut ke topik pembicaraan gue akan membahasa sidang skripsi di Farmasi UGM.

Jadi, proposal skripsi dan skripsi itu adalah dua hal yang nggak se-level (beda level perjuangan). Meskipun beberapa format proposal dengan skripsi itu sama. Tips mengenai penulisan skripsi cukup 1 kalimat yaitu ikutin kata pembimbing mu :P. Tapi yang pasti berlaku untuk semua pembimbing dan sering kamu dilupakan adalah apabila mengutip sitasi dari sumber, jangan sama persis kalimatnya tapi ambil makna dari kalimat itu lalu tulis kembali dengan kalimatmu sendiri. Karena kalo bener-bener persis dengan sumber maka kamu bisa dibilang plagiat (serem gak tuh).

Alur menuju sidang skripsi antara lain :
1. Pastikan tanggal Deadline mengumpulkan draft skripsi ke akademik, biasanya ada Deadline per periode sebelum wisuda. Pengertian draft skripsi adalah skripsi full tanpa dijilid. Draft skripsi yang dikumpulkan ke akademik tentunya sudah di Acc oleh dosen pembimbing (dosbing). Sebenernya tujuan dari mengumpulkan draft, tidak tau pasti buat apa, sepertinya hanya memastikan bahwa skripsi kita ada dalam bentuk nyata bukan hanya fiktif belaka~ Soalnya setelah itu draft skripsinya dikembalikan tanpa ada revisian apapun dari akademik. Selain draft, yang perlu dikumpulkan adalah abstrak sebanyak 12 lembar dan form pemilihan dosen penguji. Nah untuk dosen penguji yang nentuin kamu (awalnya), terus dirapatkan oleh fakultas. Beberapa hari kemudian muncul pengumuman dosen penguji mu siapa. Biasanya dari 2 dosen penguji, yang sesuai sama pilihan hanya 1 dosen, lainnya dipilihkan oleh fakultas. Menurut pengalaman, pilihlah dosen penguji yang sedikit dipilih atau bahkan gak dipilih oleh temen mu yang lagi mau sidang. Agar peluang terpilihnya dosen pilihan mu besar.

2. Setelah keluar jadwal dosen penguji, ambil form satu bundel di akademik yang berisi undangan, form penilaian, berita acara, dll. Untuk ruangan, kamu pinjem sendiri dengan mengambil form peminjaman ruang, terus booking ruang di papan tulis bag. TU. Di papan tulis itu, kamu bisa lihat ruangan mana aja yang udah dibooking. Siapa yang cepet booking dia dapet, tapi kan banyak ruang yang bisa dipake jadi gak masalah kalo ada yang jadwalnya bentrok. Untuk ruang sidang unit 1 gak bisa dipakai karena buat rapat panitia lustrum. Kalo jaman gue ruang yang sering dipake itu ruang sidang unit 5 sama perpus unit 3. Oh ya, sebelum booking ruang, kamu harus menghubungi dulu dosen pembimbing dan penguji mu untuk menentukan tanggal yang dapat dihadiri oleh semua dosen tersebut.

3. Kalo udah fix tanggal dan ruang, saatnya nyebar undangan untuk dosen pembimbing dan penguji, akademik, dan TU sekalian nyerahin form peminjaman ruang.

4. Saat yang paling penuh perjuangan dimulai yaitu RE-VI-SI. Draft skripsi yang sudah dibuat sebelumnya masih harus direvisi lagi oleh dosen pembimbing. Lalu dikumpulkan ke dosen penguji seminggu sebelum sidang. Nah, proses selama revisi ini yang penuh dengan perjuangan jiwa, raga, lahir dan batin. Intinya menguras hidup lo. Fase yang paling berat menuju sidang ya ini. Biasanya yang paling nyesek kalo revisian dosen cuma sedikit, tapi halaman se-skripsi berubah total. Juga tata letaknya khususnya gambar yang susah banget ngaturnya biar gak kepotong sama keterangan. Mau gak mau kamu harus ngeprint dari awal, semua halaman! padahal yang direvisi cuma sedikit, huft banget. Dan gue sudah menghabiskan 2,5 rim kertas untuk revisian, karena ngeprint sendiri jadi cukup hemat, entahlah kalo ngeprint di rental.

..... beberapa lama kemudian setelah revisian di acc.

Serahkan skripsi (belum dijilid) serta undangan sidang skripsi mu ke dosen penguji dan pembimbing. Setelah itu SELESAI lah sudah, tinggal menghitung hari untuk disidang :D

bersambung...



Hai pembaca blog viwviw! Akhirnya bisa ngeblog lagi setelah sekian lama non-aktif *bersih-bersih debu*.
Kali ini gue akan berbagi tips tentang apa aja yang harus dipersiapkan oleh mahasiswa tingkat akhir Farmasi UGM ketika sidang skripsi mengintai.

Menyandang predikat mahasiswa tingkat akhir tidaklah semengerikan itu, selama lu masih semester 1 digit (1-9) Haha. Lain halnya kalo semester udah 2 digit, nah disitu perlu was-was untuk ditinggal temen seangkatan (jangan sampai ya!)

Kebetulan mulai angkatan gue 2012, sistem sidang skripsi berbeda dari tahun-tahun sebelumnya. Sebagai angkatan yang dijadikan kelinci percobaan, gue berharap untuk adek-adek kelas lebih siap sebelumnya dan punya gambaran mengenai hal itu.

Kalo tahun sebelumnya itu sidang skripsi ada 2 yaitu sidang tertutup dan sidang terbuka. Sedangkan tahun ini ada 3 sidang yaitu seminar proposal, sidang skripsi tertutup dan seminar hasil. Untuk seminar proposal dan seminar hasil sepenuhnya diatur oleh akademik jadi kita gak bisa mengatur tanggalnya, selain itu dosen penguji juga ditentukan oleh akademik. Nah, bobot penilaian seminar proposal adalah 25% dan sidang skripsi 75% sedangkan seminar hasil tidak dinilai. Jika total nilai lebih dari 75% maka nilai skripsi yang diperoleh sebanyak 4 sks adalah A.

Nah pertama, gue akan membahas dulu seminar proposal (semprop). Semprop sifatnya tertutup, jadi hanya disaksikan oleh dosen pembimbing dan dosen penguji (2 orang). Seharusnya semprop dilakukan sebelum penelitian karena output dari semprop adalah selain nilai, juga berupa persetujuan dosen penguji yang menentukan apakah penelitian yang kita ajukan layak untuk dilakukan. Tapi karena jadwal semprop ditentukan oleh akademik jadi beberapa mahasiswa termasuk gue udah mulai jalan penelitian duluan, apalagi penelitiannya dari proyek dosen jadi harus jalan cepat. Sebelum semprop disuruh ngumpulin data melalui ketua kelas apakah sudah punya judul skripsi atau belum, karena bagi yang belum punya bisa mengikuti semprop periode selanjutnya.

Pas semprop yang perlu dipersiapkan dari mahasiswa adalah proposal untuk masing-masing dosen dengan format seperti pada buku petunjuk akademik, ppt untuk presentasi, map batik 1 buah, berkas seperti berita acara dan form nilai ambil di akademik, sedangkan untuk konsumsi telah disediakan oleh fakultas. Tips nya adalah mending fokus ke proposal lu mengenai penulisan seperti besar kecil huruf, miring gak nya, ejaan bahasa asing, typo2, sesuai gak dengan EYD, dll. Sedangkan ppt bikin yang biasa aja gak usah terlalu lebay animasi karena selain capek bikinnya, ketika lu presentasi dosen gak merhatiin sama sekali palingan cuma selingan karena sibuk meriksa isi proposal lu. Apalagi waktunya sebentar cuma 15 menit sedangkan sisanya 45 menit buat tanya jawab kalo ga salah. Untuk baju gak ada dress code tapi jangan sampe pake kaos atau jeans. Bobot nilainya paling banyak pas tanya-jawab dan penulisan proposal. Lu pasti lulus jadi fokus ke nilainya aja lumayan buat ngebantu nilai sidang skripsi. Setelah semprop, proposal yang lu kasih ke dosen dibalikkin lagi ke lu disertai dengan corat-coret revisian yang perlu diperbaiki. Nah, hasil revisian ini gak dikembalikan lagi ke dosen penguji (sejujurnya kami juga tak tau harusnya bagaimana karena dari akademik tidak ada penjelasan apa-apa). Lagipula nilainya udah diserahkan ke akademik pas setelah acara semprop selesai. Selain itu juga pas sidang tertutup dosen pengujinya kan beda, jadi balik lagi aja ke dosen pembimbing baiknya gimana, apa perlu diterima revisiannya atau tidak.

Setelah itu mulailah penelitian, kalo gue udah mulai penelitian Maret terus jeda KKN bulan Juli- 31 Agustus, dilanjut lagi KKL selama 5 hari. Baru deh tiba-tiba dijadwalkan semprop untuk 1 angkatan. Dan gue dapet hari pertama yaitu tanggal 12 Oktober 2015 persis seminggu setelah pengumuman jadwal hmm. Dan seminggu kemudian UTS tgl 19 Oktober. Disela-sela waktu itu pula penelitian terus berlanjut! jalan terus! huft banget sih, bener-bener jenuh dan sangat membosankan karena diulang-ulang terus sampai mendapatkan hasil yang masuk akal, minimal bisa dibahas yang hasilnya jelek. Penelitian gue selesainya sampai bulan Desember, pas UAS pun masih kasak-kusuk. Masih inget, selama penelitian pernah bolos sekali kuliah pilihan itupun perlu pertimbangan yang panjang Haha. Sebenernya setelah dapet data pun, kita (gue dan temen penelitian yg sama) belum mendapat persetujuan dosen untuk bener-bener selesai karena galau untuk mengulangi beberapa hasil penelitian. Tapi syukurlah akhirnya dosen memutuskan untuk tidak memakai data yang jelek itu sehingga tidak perlu diulang.

Sebenernya di-Deadline sih penelitiannya selesai kapan oleh dosen pemberi proyek, tapi karena sudah melewati Deadline jadinya  pas akhir-akhir gak ditagih lagi. Selama penelitian, gue sudah nyicil nulis skripsi sampai hasil dan pembahasan dengan data yang ada (yang masih jelek). Biaya yang dikeluarkan sangat fantastis, cukuplah buat beli sepeda motor sebanyak 2. Sayang banget kalo hasil penelitian hanya stop sampai publikasi jurnal dan tidak dimanfaatkan untuk kehidupan umat manusia (hidup mahasiswa!).

Sebelumnya gue punya target pengen wisuda Febuari tapi karena hasil penelitian yang gak ada progres jadinya gue pasrah kapan aja wisuda yang penting dapet data yang bisa dipake. Tapi Tuhan berkata lain...


bersambung..