Akhirnya UKT fix diperlakukan di UGM. Mengenai penolakan keras terhadap UKT dan demo yang dilakukan mahasiswa kayaknya gak mempengaruhi keputusan pemerintah. Ya, ini keputusan pemerintah karena dari pihak UGM sendiri tidak menyetujui UKT, yang sebenarnya sangat merugikan kampus.
Untuk tetap menegakkan keadilan maka UKT dibagi 5 golongan, yaitu UKT 1-UKT 2-UKT 3-UKT 4-UKT 5 semakin tinggi tingkat golongan maka semakin besar pula biaya UKT. Pembagian golongan ini berdasarkan penghasilan orang tua tanpa memperhatikan jumlah tanggungan, dengan begini keadilan masih tetap tercium jauh.
Berikut penggolongan UKT berdasarkan pendapatan :
UKT 0 = Peserta Bidikmisi
UKT 1 = Penghasilan ≤ 500.000
UKT 2 = 500.000 < Penghasilan ≤ 2.000.000
UKT 3 = 2.000.000 < Penghasilan ≤ 3.500.000
UKT 4 = 3.500.000 < Penghasilan ≤ 5.000.000
UKT 5 = Penghasilan > 5.000.000
Golongan UKT tersebut memiliki besar UKT yang berbeda-beda tergantung fakultas. Lengkapnya dapat di download disini.
Catatan: Biaya Kuliah Tunggal (BKT) bukan UKT yang dibayarkan.
Bukan main-main, UKT tidak sama dengan uang pangkal yang hanya dibayar sekali untuk masuk kuliah saja, namun UKT adalah uang pangkal untuk setiap semester, ini mengerikan mengingat rata-rata memerlukan waktu 4 tahun untuk lulus atau sebanyak 8 semester.
Dari latar belakang tersebut maka muncullah Posko Advokasi, bertujuan untuk menampung pengaduan dari mahasiswa baru mengenai kejanggalan golongan biaya UKT yang tidak sesuai dengan gaji/pendapatan yang dicantumkan. Ini ada apa? Kenapa bisa tdiak sesuai? Ternyata dari pihak UGM mengatakan bahwa ada kesalahan sistem, sungguh sangat merugikan jika kita tidak menyadari.
Sayangnya, adanya posko pengaduan UKT banyak tidak diketahui oleh mahasiswa baru (maba) yang melakukan pendaftaran ulang, sehingga kami perlu melakukan promosi dengan membawa kertas hvs berwarna bertulisan "ANDA BERMASALAH DENGAN UKT?" kurang lebih seperti itu, kepada kumpulan maba dan orang tua nya yang sedang menunggu giliran antrian pendaftaran.
Ternyata banyak antusiasme dari orang tua pendaftar, sampe gue aja bingung mau ngejawab apa terkait pertanyaan yang semakin mendalam dengan diiring curhatan, kebanyakan dari ibu-ibu. Dan suatu hal yang bisa di ambil disini adalah gak sepenuhnya kuliah itu butuh otak, tapi butuh duit juga.
-vivi-
3 July 2013 at 08:10
gaya bhs nya keren! intelek