twitter


Flash back dulu semester 2, disini banyak hal baru yang gue jalani termasuk praktikum yang menguras tenaga. Bayangin aja kuliah jam 7.00-12.00 langsung lanjut praktikum 12.00-16.00, dengan terpaksa makan siang jadi makan sore dan makan makan malam jadi makan mimpi.


Sebenernya praktikum itu asik-asik aja apalagi individual yang bikin "terserah" kita mau ngelakuin eksperimen kayak gimana. Tapi laporan nya itu sungguh menguras tangan dan tinta pulpen. Padahal cuma tinggal nyalin aja laporan kakak tingkat (buat referensi, tapi kalo udah lengkap yaudah copas aja hehe), nilainya juga cuma 10% bahkan ada yang 10% dari 20%, bayangin tuh seupil apa itu nilai. Penyitaan waktu semacam ini sebenernya bisa digunakan dengan melakukan hal lain sesuai kodrat kita sebagai mahasiswa, gue gak bilang demo loh. Tapi karena gue terlanjur bilang, yauda kita kupas lebih lanjut aja yuk seputar demo::

Menurut organisasi, demo itu memperjuangkan hak rakyat yang tertindas tapi menurut rakyat sendiri demo itu menindas kenyaman dan keamanan rakyat pengguna jalan.
Dari dua pihak aja udah gak kompak, lalu bagaimana dengan pemerintah? Menurut pemerintah, demo itu salah satu bentuk dari aspirasi rakyat yang sudah jelas diatur dalam UUD tentang kebebasan penyampaian pendapat.

Jelas udah pada tau semua kan yang diatur di UUD itu hanya sekedar kebebasan berpendapat, bukan kebebasan mengubah kebijakan.

Jadi wajar saja kalo demo selalu berujung buang waktu tanpa menghasilkan apa-apa. Dan bagi kalian yang menyadari tentang kenaikan BBM, waktu awal-awal memang adanya penolakan keras dari segala penjuru mahasiswa Indonesia. Memang, demo terlihat berhasil karena nya BBM tidak jadi naik (padahal lebih tepatnya diundur). Kenyataannya tetap dinaikkan hanya saja mengulur waktu. Strategi dari pemerintah ini sungguh ampuh sekali, tenaga pendemo yang dipakai habis-habisan telah dikeluarkan semua pada saat fake start namun ketika real start mereka sudah tertelan dalam kepasrahan. Dengan kata lain ketika waktu sebenarnya BBM naik datang, justru tidak ada waktu lagi untuk mendemo karena telah terbuai "berhasil" oleh tipuan waktu. 
Begitupula dengan penolakan UKT (Uang Kuliah Tunggal), pada akhrinya tetap UKT terlaksana meskipun juga mengulur waktu bahkan sampai pada registrasi mahasiswa baru, pihak universitas kelabakan karena keputusan penolakan UKT yang tak kunjung datang dari pemerintah.

Seandainya Dewan Perwakilan Rakyat itu adalah mahasiswa, gue yakin Indonesia ini bakal makmur sejahtera sentosa. Pertama karena generasi muda itu masih belum tercemar pikirannya dengan rasa nasionalisme yang masih tinggi, dan kedua karena tidak digaji jadi otomatis mereka akan bekerja berdasarkan hati nurani.

Dan lagi coba lo perhatiin orang-orang Perwakilan Rakyat kok baju nya bagus-bagus, kemana-mana pake mobil, punya rumah dimana-mana. Padahal kalo dari asal kata nya sendiri jelas banget PERWAKILAN itu berarti mencerminkan apa yang diwakilkannya dalam hal ini adalah rakyat, kenapa mereka gak pake baju seragam yang disamain gak perlu pake perhiasaan banyak banget, trus kenapa gak kemana-mana pake transportasi umum, rumahnya pake rumah dinas aja yang sederhana. Kenapa sih, kenapa,gue gak ngerti.

Gue yakin gak ada cara yang paling ampuh dalam mengubah kebijakan terkecuali masih dalam perencanaan. Tapi pada kenyataannya kebijakan baru yang bermunculan semuanya sudah di ketuk palu tanda FIX sehingga apapun yang terjadi akan sangat kecil kemungkinan untuk mengubahnya meskipun dengan cara anarkis.

Padahal pengertian negara demokrasi sendiri adalah dari, untuk, dan oleh rakyat. Tapi yang terjadi adalah untuk rakyat saja sedangkan dari dan oleh rakyat diwakilkan oleh DPR yang gak rakyat banget karena sudah tercemar oleh kepentingan golongan dan pribadi. 

Maka dari itu seharusnya pada proses pembuatan kebijakan melibatkan rakyat langsung, setidaknya setuju atau tidaknya saja, entah lewat voting via online atau kuisioner yang di sebarkan di organisasi kampus yang merupakan perwakilan rakyat yang sebenernya, karena apa yang organisasi kampus lakuin bukan karena di bayar tapi karena ikhlas).


Ya, pada akhirnya

Lo pasti udah pernah denger quote "Jangan tanyakan yang negara berikan, tapi tanyakan apa yang sudah kamu berikan kepada negara"

Oke saat ini lo jadi penonton sandiwara negri ini tapi suatu saat nanti gak ada yang gak mungkin lo yang akan memimpin sandiwara ini ;)



Salam Semangat selalu,



vv

P.S
Demo yang dimaksud disini adalah turun ke jalan untuk menyampaikan pendapat, bukan dengan kekerasan fisik atau merusak sarana prasarana umum.
Percayalah, demo yang disertai aksi anarkis pasti ada provokator, bahkan besar kemungkinan bukan dari peserta demo itu sendiri.

13 comments:

  1. demo? ya tentu aja ada manfaatnya. tp jg ada jeleknya itu :D

    perilaku yg bijak si mungkin seperti ini, dari suatu organisasi tersebut berkumpul lalu merumuskan permasalahan nya bagaimana. kemudian tunjuk 1-3 orang sebagai juru bicara.

    Lalu ya bisa minta izin untuk maju ke Pemerintah, menyampaikan aspirasi nya secara langsung. Mungkin akan terlihat lebih elegan #maybe...

  1. Iya bener, tapi kursi untuk mahasiswa tidak ada dalam jajaran pemerintah. Diskusi seperti itu tidak akan pernah terjadi, menyedihkan.

  1. piye kabare?penak jamanku biyen to
    16 August 2013 at 06:57

    "..UUD itu hanya sekedar kebebasan berpendapat, bukan kebebasan mengubah kebijakan." sy rasa kebijakan adalah hasil dari pendapat2, termasuk pendapat rakyat. UUD not flawed.
    tentang kenaikan BBM,yg dilakukan pemerintah sebenarnya salah.fakta,kenaikan BBM tidak terelakkan dan subsidi belum bisa dikatakan tepat.ada pendapat,sebaiknya pemerintah menaikan BBM secara bertahap&terencana sehingga tidak "mengagetkan" rakyat,seperti sy.Pendemo ada kalanya salah jg,apalagi yg anarki(bc: merugikan umum),kenaikan BBM bukanlah "peringatan" tetapi isu berkepanjangan dan mudah dibaca,pendemo sewajarnya menyampaikan solusi bukan sekedar penolakan 'atas nama rakyat'.ada kalanya kedua pihak salah.namun dlm hal BBM,kenaikan harga adalah wajar.
    mengenai pelibatan rakyat langsung sy rasa sulit,oleh karenanya banyak negara demokrasi menggunakan perwakilan yg diambil dr rakyat,bkn negara lain :D, namun sayangnya pengkaderan ini kurang tepat dan sistem/pola pikir yg berputar salah pada kepemerintahan bisa mengubah putih jadi hitam, mungkin bgtu kasus "rudi"+"mantan ketua kpk". lg2 spt quote j.f kennedy diatas. nice post,

  1. setuju banget "...pendemo sewajarnya menyampaikan solusi bukan sekedar penolakan 'atas nama rakyat'.."
    tapi kalo dalam hal BBM, saya rasa yang bisa ngasih solusi adalah orang yang paham betul mengenai apa yang menyebabkan bbm harus dinaikkan, bisa dilihat dari anggaran belanja pemerintah. Berhubung anggaran tersebut tidak transparan maka yang bisa melakukan itu hanya pemerintah.

    thanks :) nice comment too

  1. Demo sekarang ini lebih banyak diikutin demonstran bayaran dan demonstran asal ikutan, makanya kadang rusuh atau malah gak jelas maunya apa.

    Demo bukan berarti gak bagus, tapi setelah lihat demo sekarang kurang tepat, mending nulis opini di media sih. Lebih bertanggung jawab :)

  1. Karena para yg katanya "wakilnya" rakyat itu lebih mentingin kepentingan ego sendiri dan golongannya. Kebijakan yg udah diketok palu mustahil buat diubah lagi, perlu revolusi besar-besaran dulu baru bisa rubah kayanya.

    DPR udah ga mau "denger" mahasiswa, dan mahasiswa pun udah terlanjur pesimis sama pemerintahannya.

    Hidup MAHASISWI !!

  1. Demo bukannya bikin macet doang ya? :s maklum masih pelajar hahaha.

  1. Demo, nah itu gue nggak sukannya kalau yg demo nggak pake otak.. cuman nurutin amarah doang ehehehe...

  1. Emang bagusnya demokrasi itu rakyat bebas menyampaikan aspirasi sebab ada UU yang melindunginya, tapi kembali lagi. Pada kenyataannya, demokrasi di Indonesia nggak berpihak pada rakyat. :)

  1. Anyway, gw belum pernah ikut demo. Jarang bgt di kota gw ada demo.

  1. kita sebagai mahasiswa emang harus berfikir kritis untuk menegur pemerintah yg terkadang sering merugikan rakyat,tapi tnp tindakan anarkis pastinya dan juga dengan solusi dari pikiran bersih mahasiswa

  1. Di Makassar Lagi Demo, Polisi.x Main Pukul,
    Menurut anda apa ini benar ?

  1. Apapun alasannya, demo anarikis itu tidak benar. Karena demo tujuannya untuk menyampaikan pendapat ke khalayak publik dan stake holder, bukan memaksakan kehendak bahkan dengan cara fisik

Post a Comment