twitter


Setelah rapat (makan-makan) bersama advokasi fakultas yang membahas UKT (Uang Kuliah Tunggal), timbul suatu renungan point penting apa yang menjadi masalah dari permasalahan UKT ini. Sebenarnya dari kontra UKT yang ada, masih ada sisi baiknya yang dapat kita manfaatkan celah nya untuk saling mentiadakan kerugian baik dari pihak mahasiswa baru, fakultas, dan pemerintah.


UKT itu mahal karena perhitungannya memasukkan nilai SPMA 4 (yang paling tinggi) sebesar 40 juta. Kenapa fakultas tega demikian karena Dana Pendidikan dari pemerintah di berikan di akhir tahun ajaran baru, sedangkan bagaimana nasib fakultas tanpa SPMA yang sebenarnya penopang awal untuk kehidupan fakultas di kemudian hari. Sedangkan UKT dibayarkan tiap akhir semester.
Sebenarnya meskipun UKT dinaikkan, dana tetap saja tidak bisa menyelamatkan kehidupan awal fakultas. Dana pada akhirnya menumpuk di akhir, justru baru dapat digunakan untuk dana awal di angkatan baru berikutnya.
Jadi jika Dana Pendidikan dari pemerintah itu di berikan di awal tahun ajaran baru, maka tidak ada lagi alasan fakultas untuk menaikkan UKT dengan memasukkan nilai SPMA tertinggi pada kalkulasi UKT.



Sebenarnya gue harus nyelesain artikel Tuberculosis Day buat majalah Farsigama (yang sebenernya gue pengen mundur karena jadwal yang gue sendiri bingung untuk mengatur biar semuanya bisa jalan dengan baik, tapi gue udah dikasih tanda  pengenal pers yang bikin gue jadi berat buat melepaskan tanggung jawab ini)
Dan malam ini gue lebih terpanggil buat membagikan hasil renungan gue buat kalian yang masih pengen tau tentang UKT dibanding nyelesain artikel yang deadline nya besok jam 00.00 yang belum sama sekali gue bikin hasil wawancaranya dalam bentuk artikel.
Dan lagi gue belum sama sekali mempersiapkan baju beserta semuanya untuk acara bermalam sekolah advokasi besok.

Semoga energi ini masih ada untuk menopang kaki ini berdiri dengan tegak...
Thanks for everything spirits and kindness :)

1 comments:

  1. http://www.mediafire.com/view/?bz5bsn8u9oe2zgp

Post a Comment