twitter


Akhirnya UKT fix diperlakukan di UGM. Mengenai penolakan keras terhadap UKT dan demo yang dilakukan mahasiswa kayaknya gak mempengaruhi keputusan pemerintah. Ya, ini keputusan pemerintah karena dari pihak UGM sendiri tidak menyetujui UKT, yang sebenarnya sangat merugikan kampus.

Untuk tetap menegakkan keadilan maka UKT dibagi  5 golongan, yaitu UKT 1-UKT 2-UKT 3-UKT 4-UKT 5 semakin tinggi tingkat golongan maka semakin besar pula biaya UKT. Pembagian golongan ini berdasarkan penghasilan orang tua tanpa memperhatikan jumlah tanggungan, dengan begini keadilan masih tetap tercium jauh.

Berikut penggolongan UKT berdasarkan pendapatan :
UKT 0 = Peserta Bidikmisi
UKT 1 = Penghasilan ≤ 500.000
UKT 2 = 500.000 < Penghasilan ≤ 2.000.000
UKT 3 = 2.000.000 < Penghasilan ≤ 3.500.000
UKT 4 = 3.500.000 < Penghasilan ≤ 5.000.000
UKT 5 = Penghasilan > 5.000.000

Golongan UKT tersebut memiliki besar UKT yang berbeda-beda tergantung fakultas. Lengkapnya dapat di download disini

Catatan: Biaya Kuliah Tunggal (BKT) bukan UKT yang dibayarkan.


Bukan main-main, UKT tidak sama dengan uang pangkal yang hanya dibayar sekali untuk masuk kuliah saja, namun UKT adalah uang pangkal untuk setiap semester, ini mengerikan mengingat rata-rata memerlukan waktu 4 tahun untuk lulus atau sebanyak 8 semester.

Dari latar belakang tersebut maka muncullah Posko Advokasi, bertujuan untuk menampung pengaduan dari mahasiswa baru mengenai  kejanggalan golongan biaya UKT yang tidak sesuai dengan gaji/pendapatan yang dicantumkan. Ini ada apa? Kenapa bisa tdiak sesuai? Ternyata dari pihak UGM mengatakan bahwa ada kesalahan sistem, sungguh sangat merugikan jika kita tidak menyadari.



Posko Advokasi menerima pengaduan lewat group Posko Advokasi di facebook. Selain itu juga membuka basecamp pada saat pendaftaran ulang berlangsung selama 4 hari berturut-turut, terletak di dekat tempat pendaftaran ulang.
Sayangnya, adanya posko pengaduan UKT banyak tidak diketahui oleh mahasiswa baru (maba) yang melakukan pendaftaran ulang, sehingga kami perlu melakukan promosi dengan membawa kertas hvs berwarna bertulisan "ANDA BERMASALAH DENGAN UKT?" kurang lebih seperti itu, kepada kumpulan  maba dan orang tua nya yang sedang menunggu giliran antrian pendaftaran.

Ternyata banyak antusiasme dari orang tua pendaftar, sampe gue aja bingung mau ngejawab apa terkait pertanyaan yang semakin mendalam dengan diiring curhatan, kebanyakan dari ibu-ibu. Dan suatu hal yang bisa di ambil disini adalah gak sepenuhnya kuliah itu butuh otak, tapi butuh duit juga.




-vivi-


Lama tak muncul dari peradaban, mencoba exis kembali, tapi bingung rangkaian kata-katanya kayak apa. Udah kecampur-campur sama gaya tulisan laporan (yang kaku abis), gaya nulis blog advo (yang baku tapi gak baku-baku amat), sama nulis proposal dan lpj (yang resmi), trus nulis sms (yang sesuai selera => ini diabaikan aja).

So, saya sebagai pengisi cerita di sini jadi agak kecampur-campur gaya bahasa, penulisan dan sebgainya itu ditambah lagi kan akhir-akhir ini isi blog gue juga mengenai puisi ato kata-kata yang gue sendiri ga ngerti ._.. ngertinya pas lagi nulis pas dalam keadaan tidak sepenuhnya sadar karena gejolak batin yang mengalami defluklasi secara tidak menentu.

Oke, masuk ke pembahasan masalah. Jadi selama ini isi hidup gue adalah memperjuangkan responsi dan uas. Belajar 2 hari atau 1 hari sebelum itu sudah jadi hal biasa, kalo dilihat dari hari-hari gue yang tersita oleh laporan dan pretest yang gak ada jeda nya!
Tapi memang kalo belajar untuk jauh hari sebelumnya memang sangat tidak efektif, karena keterbatasan ingatan dan isi kepala gue yang cabangnya bercabang.
Seperti senyawa protein yang terbentuk dari cabang-cabang asam amino sebanyak tak terhingga, perlu adanya ikatan peptida yang menyatukan itu.
Begitu juga dengan matkul yang banyak bercabang-cabang, perlu adanya ikatan yang menyatukan semua biar gak terpencar-pencar dan bersebaran di otak yang random ini. Ikatan itu banyak hal nya kadang berupa output lo kuliah itu mau jadi apa, jadi lebih enak buat saling mengkaitkan antar matkul satu sama lain.

Yauda untuk saat ini segitu dulu, kadang gue ga tau apa yang bikin kepala ini terasa penuh sesak dan pengen di jedotin aja gitu.. tapi berhubung itu adegan berbahaya jadi gak dilakukan.
Kalo udah penuh gini enaknya dikeluarin dulu isinya baru diisi lagi. Atau dikasih katalis berupa perhatian dan kasih sayang, itu udah lebih dari cukup.




Sampe disini dulu tulisan gue edisi ujian.

Selamat Ujian bagi yang menjalankan, jenuh nya ditahan dulu loh ya





-vv-